JakOnline - Tak terasa, ISL musim kompetisi
2012/2013 telah berakhir. Persija pun telah menyelesaikan laga ke 32 nya
melawan Mitra Kukar, walau berakhir dengan kekalahan 2-0, dan menempati
posisi ke 11 dalam klasemen. Begitu banyak cerita yang ditorehkan di
musim ini. Baik itu cerita-cerita suka, duka, haru, maupun mengecewakan.
Tentu masih lekat dalam ingatan kita semua bagaimana Persija
mengarungi musim ini dengan terpincang-pincang. Bagaimana kita semua
dikejutkan oleh tidak dipanggilnya nama-nama sekelas Bambang Pamungkas,
serta Andritany di putaran pertama yang tidak memperkuat Persija.
Bahkan saya masih ingat saat saya menangis terisak-isak pada 19/1
dini hari saat mengetahui kapten kebanggan kita semua tak lagi
memperkuat Persija musim ini. Dan bagaimana kekalahan rasanya sudah
sangat melekat di tubuh tim kebanggan Ibukota pada putaran pertama musim
ini, sampai-sampai kata-kata #salamdegradasi dari “fans” tertunda
begitu gencar diteriakan. Padahal, kita sama-sama tahu, Persija adalah
tim yang meraih gelar juara terbanyak sejak zaman perserikatan, dan
satu-satunya im yang belum pernah terdegradasi.
Singkat cerita, putaran pertama telah berlalu. Cerita-cerita yang
meninggalkan ‘luka’ telah kita lewati bersama. Persija mendapatkan
sedikit angin segar di putaran kedua dengan masuknya beberapa pemain
pilar seperti M. Ilham, Pacho Kenmogne, Andritany, Rohit Chand, dan
Alfarizi. Ditambah lagi dengan pergantian kursi kepelatihan dari Iwan
Setiawan ke Benny Dollo.
Bendol – begitu sapaan akrabnya, perlahan-lahan membawa Macan kami
bangun, kembali memiliki ‘taring’ nya, kembali ‘mengaum’ walau tentu
belum dengan hasil yang maksimal. Tetapi, menempati papan tengah dengan
segala permasalahan yang didera sepanjang musim ini adalah suatu hasil
yang luar biasa membanggakan, yang saya yakin hanya Persija yang bisa
melaluinya.
Kini, musim kompetisi 2012/2013 telah berakhir. Meninggalkan sejuta
cerita yang tak mungkin bisa kita lupakan. Musim yang paling menguras
segala emosi yang ada. Musim yang haru. Musim yang menegangkan. Musim
yang menyesakkan. Tetapi juga musim yang membanggakan. Ah, rasanya tak
ada kata-kata yang pantas untuk menggambarkan perjuangan Persija di
musim ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada
seluruh punggawa Persija Jakarta untuk semua tetes keringat yang telah
kalian berikan kepada tim kebanggaan kita semua. Untuk
penampilan-penampilan terbaik yang saya tau telah kalian lakukan dengan
hati, sebagai bentuk rasa cinta dan kebanggaan mengenakan lambang Monas
di dada. Tak lupa juga kepada Bendol, yang telah mengembalikan ‘nyawa’
Macan Kemayoran.
Terimakasih untuk segala cerita indah dan haru yang telah sama-sama
kita ukir di musim ini. Semoga tahun depan kita dapat kembali berjumpa,
kembali berjuang bersama, tentu dengan kekuatan sepenuhnya, dan dapat
kembali meraih gelar juara yang sudah sama-sama kita rindukan sejak
lama. Sampai jumpa tahun depan, Persija. Kami tentu akan sangat
merindukan berada di Gelora Bung Karno menyanyikan chant-chant
kebanggaan saat kalian berlaga. (@Tirrtiara/JO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar